Achmad Muryadi |
Episode 1 ,
Kenangan ku dengan mas Kiswanto.
NAMA AKRAB NYA mengingatkan ku akan seorang ksatria dari Spanyol yaitu Don Kisot De La Mantra, tetapi dia tidak sekonyol ksatria dari Spanyol tersebut.
Dont Kiss Harto Saputro yang namanya yang asli adalah Kiswanto tersebut seorang yang berasal dari desa Kadilajo, kecamatan Karangnongko, kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah.
Kalau tidak ada dia aku tidak seproduktif menjadi seorang penulis sewaktu masih bersekolah di SPMA Ungaran. Dia menjadi semacam editor bagiku, memberi support, mengkritik memberikan saran tetapi tetap menjadikan aku seorang yang mempunyai ciri khas bukan seorang plagiator.
Nama Dont Kiss konon diperoleh atas pemberian teman-temannya saat sekolah di SMP Negeri Kemalang Klaten, dan hingga kini diabadikan dalam tanda tangannya.
Ada juga beberapa teman yang mau membaca tulisan ku seperti Syukur Suharjo yang senantiasa mengomentari tulisanku. Kapan kowe ngimpi Mur?. Tentu saja ada yang cuek bebek. Dia mungkin pandai menulis tetapi tidak mau memberi saran.
Atau ada yang tidak suka dengan tulisan saya.
Aku bukan pengarang puisi seperti Chairil Anwar atau Sapardi Joko Damono atau Sutan Takdir Alisahbana. Tetapi ketika itu aku senang dengan tulisan Agatha Christi atau Frederic Forsyt. Cerbung nya berjudul Perburuan atau The Jackal yang ditulis di Harian Kompas aku senantiasa mengikuti nya.
Aku senang membaca cerpen nya O, Hara, pengarang kulit hitam yang sederhana tetapi mengejutkan klimaksnya.
Aku ketika bersekolah tersebut sangat produktif menulis banyak cerpen dan novel. Namun ketika aku selesai sekolah di SPMA Ungaran banyak tulisan ku yang dimuat dimajalah terbitan Jakarta seperti Senang, Detektif Romantika, Variasi dan novel ku kukirimkan ke Penerbit tetapi belum ada yang diterima.
Mas Kiswanto belum pernah tahu keberhasilan ku. Honor yang keterima saat itu berkisar Rp 10.000, - sampai dengan Rp, 20.000, -. Sekali dimuat. Lumayan karena honor ku di Diperta Kabupaten Kudus saat itu hanya Rp, 7.500, -
Hanya kemudian tulisan ku menulis cerpen tidak aktif lagi, karena setelah aku lulus Sarjana Muda Hukum tahun 1983 aku terjerumus dalam praktek sebagai Pengacara yang mendapat ijin khusus dari Ketua Pengadilan Negeri. Aku aktif menyusun gugatan, jawaban gugatan, replik, duplik, kesimpulan, pledoi untuk perkara pidana dan lainnya. Honor nya lebih menjanjikan.
Yang aku senantiasa teringat dengan mas Kis adalah senang nya beliau belajar bahasa inggris. Kelihatannya dia memperoleh buku kiriman dari radio BBC atau ABC dan mengikuti pelajaran lewat radio.Aku teringat dia seperti guru bahasa Indonesia ku ketika masih di SMP.
Bapak Joko Sugiri Projo Deksono yang mensuport aku karena senantiasa membaca tulisan ku didepan kelas kelas SMP yang lain. Ketika itu aku memperoleh juara Mengarang tingkat SMP dan mendapat piagam penghargaan dari bupati kudus bapak Saubari, SH.
Mas Kiswanto juga aktif menulis di majalah dinding Gema SPMA baik cerpen, puisi dan lukisan vignet dan dia tergabung dalam tim redaksinya.
Aku kembali teringat dengan mas Kiswanto adalah ketika mengikuti acara arisan Dinas Pertanian Rakyat bagi yang telah purna.
Aku bertemu dengan mas Sugiharto Cah Tarbud 1973 yang menjadi PPL DI KUDUS.
,, Mur, mau ada reuni cah tarbud 1973 di Boyolali "kata sugiharto.
,, Dimana mas?" sahut ku. ,
Ditempat Tri Hartoyo. Tetapi bukan reuni alumni lho "jawab nya. ,, Kalau lintas angkatan di srondol Semarang yang inisiator nya mas Markani aku pernah ikut" jawab ku.
,, Ini khusus cah tarbud 1973 "jawab sugiharto..,, Dulu aku pernah ikut reuni di Sendang Ayu Yogyakarta" kata Sugiharrto lagi.
,, Iya. Aku mau ikut. Besok kalau menjelang hari H aku dikabari lagi ya "jawab ku.
,, Iya ya. Disana ada pula Kiswanto" kata nya lagi.
Aku sangat antusias mendengarnya
,, Mas Kiswanto "tanya ku,, Dia bekerja sebagai guru? Atau menjadi wartawan?" tanya ku
,, Aku belum pernah mendapatkan kabar dari nya. Mungkin bukan di Dinas Pertanian. Kalau disana. Kita pasti pernah ketemu ".
Aku tidak jelas jawaban Sugiharrto karena acara nya kemudian telah selesai dan keburu pulang.
Ketika itu aku dan Sugiharto telah pensiun dari pegawai negeri sipil. Aku pensiun tahun 2016 dalam usia 58 tahun dan Sugiharrto pensiun tahun 2016 dalam usia 60 tahun karena dia PPL.
Ketika diadakan Reuni lintas angkatan SPMA Ungaran mas Widarko menilpon ku.
,, Kamu tidak bisa mengikuti Reuni lintas Angkatan SPMA Ungaran? "tanya Mas Widarko.
,, Kok tahu nomor hp ku darimana?" sahut ku.
,, Diberi tahu mas Markani katanya engkau tidak bisa datang "jawab nya.
,, Ya. Aku baru mendapatkan musibah" jawab ku. ,, Iya mas Markani juga bercerita bahwa engkau terkena musibah Kehilangan mobil Avansa tahun 2012 "jawab Widarko.
Dia kemudian bercerita bahwa dia menjadi kepala desa yang kedua kali nya di Banjarnegara. Hubungan dengan mas Widarko hanya sampai disitu. Kalau ada reuni alumni lagi agar bisa ikut, katanya.
Ketika aku diberi hp Android oleh cucu ku aku berusaha menghubungi mas Markani tetapi tidak dijawab. Aku tilpon biasa juga tidak dijawab. Aku WA juga tidak direspons. Mungkin dia asyik dengan istrinya nya yang baru.
Mbak Sri Yati yang juga anak SPMA Ungaran.
Aku coba menghubungi nomor WA nya mas Widarko. ,, Halo ya... Jadi kamu mempunyai nomor wa yang sama dengan nomor telepon mu? "sahut mas Widarko.
,, Baru saja diberi oleh anakku. Dulunya belum" jawab ku.
,, Maukah engkau aku masukkan ke grup WA Cah Tarbud 1973? "tanya nya.
,, Siapa adminnya? Jawab ku.
,, Kamu kenal baik Mas Kiswanto" jawab mas Widarko.
Itulah aku mendengar nama mas kiswanto lagi. Orang yang mempunyai panggilan akrab DONT KISS Harto Saputro. Itu terjadi pada pertengahan tahun 2019.
Aku dimasukkan menjadi Anggota Cah Tarbud 1973. Mas Kiswanto. Mas Kiswanto. Itulah yang menggelayuti pikiran ku dalam mimpiku malam itu. Sahabatku ketika masih bersekolah di SPMA Ungaran dahulu.
******************
Episode ke 2
CERITA TENTANG KISWANTO ADINEGARA.
Untuk memperoleh ijazah SPMA Ungaran yang ukurannya dobel folio itu Kiswanto membutuhkan waktu 3,5 tahun tidak seperti pada umumnya sekolah lanjutan tingkat atas lainnya.
Karena begitu lulus dari SPMA Ungaran dia diharuskan mengikuti praktek kerja lapangan selama setengah tahun di instansi pemerintah atau diperusahaan milik pemerintah. Kiswanto memilih PKL di perusahaan tembakau vorstenlanden di Klaten yang terkenal untuk bahan cerutu dan diekspor ke Belanda itu.
Setelah lulus atas rekomendasi dari saudara nya Kiswanto diterima bekerja diperusahaan PGPS Madukismo Yogyakarta .
Atas kerja Kiswanto yang bagus dia ditawari untuk bekerja di perusahaan pengembangan yang baru di Takalar Sulawesi Selatan. Dengan mendapatkan fasilitas rumah dan kendaraan serta gaji yang menjanjikan sebagai sinder. Tetapi ayahnya tidak mengijinkan anaknya Kiswanto bekerja di perusahaan perkebunan tersebut, karena itu berarti dia jadi pembantu yang diperintah orang lain.
Ayahnya tidak memberi ijin. Dan Kiswanto menurut. Dilemna bagi Kiswanto.
Karena untuk masuk menjadi PPL PERTANIAN tidak bisa karena syarat nya harus mempunyai ijazah SPMA Negeri. Kiswanto baru dapat ijazah negeri tahun 1981, Yang kemudian melanjutkan kuliah di jurusan peternakan sampai mendapatkan gelar B.Sc., hingga akhirnya S.1 nya jurusan teknologi pertanian sesuai cita-citanya sejak SD ingin jadi Insinyur Pertanian.
KISWANTO sebenarnya anak yang pandai karena ketika SD dia mendapatkan piagam dari bupati Klaten Soetijoso karena hasil ujian negara nya memperoleh nilai 29. 10, 10,dan 9.Tetapi ketika bersekolah di SPMA Ungaran benih tersebut disemaikan ditempat yang kurang tepat sehingga Kiswanto kurang sreg dan tidak bisa tumbuh dengan optimal.
Ayahnya seorang petani yang tidak cukup kaya karena hanya punya sawah garapan 0,5 ha yang berasal dari desa Kadilajo Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. Ayahnya merupakan cucu Lurah Desa Kadilajo yang menjabat pertama kali.
Sedangkan ibu nya seorang pekerja keras, yaitu pedagang kain di pasar Kembang saat pahing dan pasar Surowono, tetapi kalau kulakan atau berbelanja sampai di pasar Beringharjo Yogyakarta atau pasar Klewer Solo Kiswanto sering diajaknya sehingga dia memiliki pengalaman tentang kota Solo dan Yogyakarta.
Tidak seperti anak-anak sebayanya dikampung yang hanya bermain di sekitarnya.
Ayahnya seorang yang sederhana, pekerja keras, agamis pandai bergaul dan menginginkan anaknya bersekolah yang tinggi. Kiswanto teringat bila ayahnya menjadi imam sholat berjamaah dirumah suara nya sangat sahdu dan menyentuh hati anak dan istri nya.
Pada saat itu belum ada masjid di Kadilajo dan kehidupan dilereng Merapi masih terpengaruh adat kejawen yang kuat. Apalagi disana dulu banyak anggota MMC yang terlarang.
Ayahnya dulu pernah menjadi pegawai negeri pembantu Mantri pengairan di kali Woro. Tetapi ketika itu dia tidak senang diperintah dan memilih keluar dari PNS.
Ayahnya juga pernah ditunjuk menjadi Carik desa Kadilajo tetapi tidak mau. Ayahnya ingin hidup bebas tidak diperintah oleh orang lain. Tetapi yang menjadi kontroversial adalah dia menginginkan anaknya dapat bekerja sebagai pegawai negeri karena menurut nya saat saat itu pegawai negeri itu adalah kaum priyayi.
Mungkin yang dimaksud ayah Kiswanto adalah pegawai negeri yang pejabat tidak hanya sekedar suruhan.
Itulah sebabnya Kiswanto disuruh oleh ayahnya untuk bersekolah di SPMA Ungaran. Seperti orang Kadilajo yang suka nglajo Kiswanto bersedia merantau sekolah pertanian di Ungaran setelah lulus SMP tahun 1972 dengan nilai tertinggi.
Ketika itu sekitar tahun 1978 Departemen Pertanian membutuhkan banyak sekali tenaga petugas lapangan penghijauan. Yang disingkat PLP. Yang ditugaskan di Ditjen Kehutanan departemen Pertanian. Sebelum mendapatkan tugas sebagai tenaga PLP Kiswanto mengikuti Diklat terlebih dulu di Wanagama Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.
Dalam Diklat tersebut kiswanto memperoleh juara kedua. Oleh karena memperoleh juara kedua, Kiswanto diberi kesempatan memilih tempat tugasnya. Dia memilih Kabupaten Gunungkidul yang mempunyai slogan Handayani.
Teman temannya banyak orang ditugaskan di luar pulau Jawa.
Kiswanto mempunyai prinsip dimana bumi dipijak maka langit akan dijunjung. Meskipun dia orang Klaten dan bekerja dikabupaten Gunungkidul tetapi dia bekerja dengan sepenuh hati.
DEMI MELAKSANAKAN tugasnya Kiswanto berpegang pada 4 prinsip 1. Bisa dipercaya. 2. Punya nilai tambah. 3. Berperilaku menyenangkan. 4. Dikenal oleh orang banyak pada saat yang tepat. Itu juga antara lain yang dinasihatkan oleh almarhum ayahnya kepada Kiswanto.
Untuk semua itu akhirnya Kiswanto didalam bekerja memperoleh segudang prestasi dari awal mulai bekerja sampai pensiun.
I. Juara I dalam Pra Jabatan Golongan II.
II. Juara I dalam Diklat PMP Wanagama
III. Juara I dalam Lomba pidato penyuluh kehutanan tingkat Nasional di Gorontalo mewakili Provinsi DIY tahun 1992.
IV. Juara I dalam Diklatpim III dan masih banyak lagi prestasi dan penghargaan yang diperolehnya.
Mengapa waktu di SPMA Ungaran Kiswanto belum terlihat prestasi nya. Kalah bersaing dengan teman temannya yang berasal dari seluruh wilayah Jawa Tengah?. Tidak.
Ternyata benih yang seperti dikatakan oleh pak Hirsam Ridwan, tidak disebarkan ditempat yang tepat yaitu di Taru budaya. Ketika benih si Kiswanto berada ditempat yang sesuai dan tepat musim nya Kiswanto bisa berkembang dengan optimal.
Apakah anak yang bersekolah dibawah bimbingan pak Hirsam selaku direktur dan pernah tinggal kelas adalah anak yang kurang pandai? Jawabannya juga tidak.
Ada contoh nyata mas Wahyudi cah Tarbud 1972 adalah anak yang pernah tinggal kelas, tetapi berkat ketekunan nya dia berhasil menyelesaikan pendidikan S 1 dan S 2 selain berhasil sebagai pejabat dia juga menjadi Asisten dosen.
Mas Markani Cah Tarbud 1971 yang pernah tinggal kelas juga berhasil menjadi Kepala desa dan pensiun setelah melihat Pejabat Mantri Polisi di Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.
Salahkan silabus pendidikan yang dilakukan oleh SPMA Ungaran juga tidak. Banyak siswa yang keluar lebih dulu dari SPMA Ungaran telah sukses.
Tetapi apa yang dicapai bagi mereka yang dengan tekun melaksanakan disiplin kaku SPMA Ungaran dengan IK SPMA nya. Sebagian besar mereka mengulang sekolah untuk mendapatkan ijazah SPMA Negeri karena syarat BAKN seperti itu. Berapa biaya sekolah SPMA yang dipindahkan ke Baros?
Tetapi akhirnya pindah ke Ungaran lagi?.
SPMA Negeri yang resmi didirikan oleh Departemen Pertanian saja bubar dan berubah menjadi koordinator SPMA dan berubah Akademi penyuluhan dan terakhir berubah menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Itulah akibat Perencanaan yang tidak melihat visibel jauh kedepan.
Dan itulah yang menjadi masalah negara kita.
Pengalaman kerja Kiswanto Adinegara juga luar biasa pernah ikut temu wicara dengan Presiden RI pada peringatan hari pangan sedunia 1991 di Karawang Jawa Barat dan keliling Nusantara untuk menjalankan tugas-tugasnya.
Itulah kehidupan.
Menurut Prof DR. MULADI SH yang sekarang baru saja almarhum pendidikan di sekolah itu hanya pendidikan formal yang dilakukan oleh manusia.
Demikian pula dengan ujian yang ditempuh nya. Ujian yang lebih penting adalah ujian ketika hidup dimasyarakat.
Kisah Kiswanto bila ditulis dalam sebuah cerpen tidak cukup. Barangkali bisa berpuluh cerpen.
Tetapi mungkin pas kalau ditulis semacam biografi sebagaimana keinginannya dari sejak kecil , bersekolah di SPMA Ungaran, bekerja , kawin, hingga mendidik anaknya sampai berhasil, anaknya lelaki yang masih muda lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada telah menjadi Kepala Cabang sebuah Bank plat merah tertua.... di sebuah Kabupaten , provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Pada umur 33 tahun anaknya telah menduduki jabatan eselon tiga. Hal tersebut tidak mungkin terjadi dilingkungan PNS.
Anak kedua lelaki lulusan Universitas Negeri Yogyakarta pernah bekerja di Bank BTN Semarang.
Itu bisa menjadi suri tauladan dan inspirasi bagi yang lain.
Perjalanan karir Kiswanto
I . PLP di Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul.
Kecamatan Panggang terletak dibagian Selatan yang merupakan bagian dari pegunungan Sewu. Lahan nya gersang dan tandus. Tantangan berat bagi Kiswanto yang baru pertama kali menjadi PLP. Dahulu di tahun 1970 - 1980 Gunung Kidul terkenal sebagai daerah yang tandus, tidak subur, miskin dan makanan utama penduduk nya ketela pohon yang diawetkan menjadi gaplek dan siap dimakan diolah dulu menjadi tiwul. Jadilah orang Gunung Kidul makanan utama nya tiwul karena beras mahal.
II. PLP di Kecamatan Ngawen.
Daerah yang relatif lebih subur dibandingkan dengan Kecamatan Panggang. Didaerah tersebut banyak petani yang beternak sehingga PLP dibutuhkan seorang PLP yang polivalen. Beruntung dia dulu bersekolah di SPMA Ungaran yang pendidikan nya juga polivalen.
III. Penyuluh Madya Penghijauan (PMP) DI BPP PATUK GUNUNGKIDUL.
Kiswanto dipercaya sebagai Koordinator PLP di beberapa kecamatan yang menjadi wilayah nya.
IV. Penyuluh Kehutanan Spesialis (PKS) yang mempunyai wilayah kerja tingkat Kabupaten dan merupakan koordinator seluruh PLP dan PMP Kabupaten Gunungkidul.
Walaupun tugasnya di Gunungkidul, status kepegawaian Kiswanto merupakan pegawai pusat yakni Departemen Kehutanan.
Sedangkan instansinya adalah Sub Balai RLKT Opak PROGO .
SUB BALAI REHABILITASI LAHAN DAN KONSERVASI TANAH OPAK PROGO berada di Jl Argolubang No 19 Yogyakarta memiliki wilayah kerja meliputi Provinsi DIY, Magelang dan Temanggung. Dari semula bernama P 3 RPDAS Gunungkidul.
Pada kurang lebih tahun 2000 an setelah terjadi reformasi besar besaran maka untuk organisasi pemerintah juga terjadi reformasi antara lain terbentuk nya UU OTONOMI DAERAH tetapi masih berbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bukan berbentuk negara federal. Sebagian urusan pemerintahan diserahkan kepada daerah kecuali urusan pertahanan dan keamanan, peradilan, agama, keuangan statistik urusan luar negeri dan urusan badan pertanahan masih depatebel.
Urusan pertanian termasuk kehutanan dan perikanan diserahkan kepada daerah.
Karena urusan pertanian termasuk kehutanan diserahkan daerah termasuk tenaga penyuluh nya, maka Kiswanto diberi pilihan ingin pindah ke jabatan struktural atau tetap sebagai penyuluh dan merupakan tenaga fungsional.
Masing masing ada plus minus nya.
Pada waktu itu almarhum ayahnya masih hidup, tetapi dia enggan minta nasihat kepada beliau karena usia nya sudah sepuh. Dia berpikir memilih jabatan struktural dengan alasan jangkauan pekerjaan nya lebih luas.
Pertama kalinya dia menduduki jabatan eselon V Kasubsi Pelatihan dan Keterampilan Masyarakat, dibawah Kasi Penyuluhan Dinas Kehutanan tahun 1999.Jabatan itu dirangkapnya dengan PKS dan disampiri sebagai Pemimpin Proyek Inpres Bantuan Penghijauan selama tiga tahun anggaran.
Tahun 2001 mutasi menjadi eselon IV A dan mendapat tugas sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan pada Dinas Peternakan di Kabupaten Gunungkidul.
Meskipun eselon IV tetapi disana dia mempunyai pemikiran yang luar biasa sehingga menjadikan Dinas Peternakan memiliki prestasi diatas rerata. Konsep pemikiran nya dituangkan dalam menyusun Renstra Dinas Peternakan dibantu seksi teknis terkait dan juga petunjuk Kepala Dinas.
Visi pembangunan peternakan yang digagasnya adalah mewujudkan Gunungkidul sebagai gudang Ternak Plus Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melihat produksi peternakan adalah sektor unggulan di Gunungkidul dimana produk ternak sapi 50% berasal dari daerah nya, dia mengusulkan agar POSKESWAN yang sementara ini sudah berjalan tetapi hanya lingkup sempit diubah menjadi PUSKESWAN ( PUSAT KESEHATAN HEWAN). SEHINGGA tupoksi UPT yang nanti dibentuk lebih luas jangkauan nya. Usul tersebut diterima oleh Sekda, Bupati dan disetujui oleh Gubernur DIY dan diteruskan ke pemerintah pusat.
Oleh Departemen Pertanian disetujui dan akhirnya lahirlah PUSKESWAN yang berlaku bagi seluruh indonesia.
Siapa yang menyangka bahwasanya itu semua lahir dari inisiatif Saudara Kiswanto Adinegara Cah Klaten yang lulusan SPMA Ungaran tahun 1975 ?. Namanya yang beken sekarang. Bukan lagi Dont Kiss Harto Saputro mengingatkan aku kepada Don Kisot De La Mantra.
Dari Dinas Peternakan karier nya merangkak naik sehingga kemudian diangkat menjadi pejabat eselon III, Kepala Bidang Bina Produksi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Pada saat itulah dia mengikuti Diklat pimpinan III karena untuk dapat mengikuti seleksi jabatan eselon II yaitu Kepala Dinas Pertanian dia harus lulus Diklat pimpinan III lebih dulu.
Hasilnya luar biasa. Dia memperoleh Juara I
Tetapi ketika diusulkan menjadi kepala Dinas Pertanian, dengan kandidat tiga orang seperti yang dipersyaratkan walaupun direkomendasi Gubernur namun dia tidak terpilih.
Jabatan eselon II sebenarnya bukan jabatan politik, tetapi yang menjadi masalah adalah Bupati yang menilai berdasarkan faktor teknis dan non teknis.
Tetapi kalau semua nya diserahkan kepada Tuhan itulah pasti yang paling baik untuk mas Kiswanto.
Karena kompetitor fit propertes eselon 2 sesama dari Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura dan dia ditunjuk Bupati maka Kiswanto kemudian dimutasi ke Bappeda kabupaten Gunungkidul menjabat Kepala Bidang Perekonomian sebuah jabatan prestisius dan bergengsi.
Kiswanto lahir pada tahun 1956 maka dia pensiun pada tahun 2012 selaku Kabid Perekonomian pada BUP 56 tahun.
Kalau Kiswanto berhasil menduduki eselon II dia akan pensiun pada usia 58 tahun yaitu tahun 2014. Kalau dia pensiun pada tahun 2014 maka sudah ada UU ASN yang baru dia pensiun pada tahun 2016.
Demikian pula seandainya dia bertugas sebagai penyuluh yang fungsional maka pensiun nya pada usianya 60 tahun yaitu pada tahun 2016.
Jabatan Kiswanto sekarang adalah sopir pribadi dari seorang perempuan cantik yang bernama Ibu Siti Jariyah.
Sebelum masa pandemi covid 19 mas Kiswanto bekerja hampir setiap hari. Tapi jangan salah paham ya, Ibu Siti Jariyah adalah istri mas Kiswanto Adinegara yang masih aktif menjadi guru dan belum pensiun.
Tiada perjuangan yang sia sia bila dilaksanakan secara tulus, dan setiap keberhasilan merupakan proses panjang penuh dengan tantangan dan hambatan.
Dengan kata pepatah berakit rakit kehulu berenang ke tepian. Bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian.
*******************
Kudus tanggal 15 - 16 Januari 2021
Kupersembahkan kepada sohib ku Kiswanto Adinegara cah tarbud 1973. Salam untuk seluruh keluarga dan sukses selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar