TPU dk Kadilajo |
Kadilajo ~ Sarean alias kuburan atau tempat pemakaman umum di dk Kadilajo Desa Kadilajo Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Di makam tersebut banyak dijumpai nisan atau maejan terbuat dari batu andesit berukir yang sebagian sudah rusak dan tergusur untuk pemakaman baru.
Nisan kuno yang ada kebanyakan gaya Jogja disamping ditemukan satu nisan lain dari yang lainnya, batunya cukup besar dan tebal yang sisi utara bergambar bulan sabit dan disisi selatan terukir gambar burung dan sejenis ikan.
Nisan bergambar burung dan ikan |
Ketika model nisan yang berbeda dengan yang lainnya ini dikonsultasikan dengan pengamat nisan Ghozali dikatakan " bahwa sepintas model nisan itu pakemnya ada di wilayah pesisir utara , terutama Sunan Drajat."
Sebagaimana diungkapkan Minardi anggota Tim Napak Tilas P Diponegoro saat berkunjung ke makam dk Kadilajo " Melihat makam-makam tua di Kadilajo.
Terlihat banyak model nisan tua yang tidak terawat, mulai dari model Jogja sampe mirip model pesisir Utara yakni Drajat.
Dan sejumlah gambar bulan sabit juga ditemukan pada nisan kuno yang ada di TPU Dk Kadilajo tersebut.
Berdasarkan Peta kuno buatan Belanda tahun 1835 M bahwa di Pijenan dan Kembang tidak jauh dari Kadilajo pernah terjadi dua kali perang besar antara P Diponegoro dengan Belanda.
Sehingga patut diduga kuburan kuno yang cukup banyak di TPU Dk Kadilajo itu merupakan kuburan prajurit P Diponegoro yang gugur saat perang antara tahun 1830 - 1835 M.
Salah satu indikator yang berkaitan dengan jejak perang P Diponegoro adalah ditanamnya pohon kemuning , pohon penanda yang dahulu tumbuh di TPU dk Kadilajo itu kendati sekarang sudah tidak ada lagi.
Berdasarkan Peta tahun 1929 - 1930 , nama dk Kadilajo sekarang tertulis Kadilodjo , dan ada tanda dimana dalam kuburan tersebut terdapat makam ( kijing ) kuno yang merupakan tokoh beragama Islam.
Doeloe Kadilodjo sekarang Kadilajo |
Hingga saat ini belum diketahui siapa tokoh beragama Islam dan dimana posisi kuburan kuno tersebut berada.
Berbeda dengan dk Gereh sudah ditemukan dan diyakini cikal bakalnya adalah Eyang Dampu Awang yang dimakamkan di TPU Gereh tengah.
Demikian pula dk Grenjeng Eyang Banyu Anyar diyakini sebagai cikal bakal lahirnya dk Grenjeng , dan keduanya tersebut juga tergambar dalam peta kuno yakni adanya makam tokoh beragama Islam.
Memang nomenklatur Desa Kadilajo pernah ditulis berbeda-beda yaitu Kadilodjo ( 1923 ) , Kadilajo ( 1946 ), Kadilaju ( 1966 - 2000 ) dan hingga saat ini Kadilajo merupakan sebutan pemerintah Desa.
Sementara dalam peta kuno tersebut nama- nama Dukuh Kalikajar ,Sepuluh, Karangeri , Gereh, Grenjeng, Potro, Margosono dan Margorejo tetap konsisten hingga saat ini.
Hanya dk Jelok sekarang dalam peta tertulis Djetak dan Kadilajo ditulis Kadilodjo.
Sejarah berdirinya pemerintah Desa Kadilajo juga belum diketahui secara pasti.
Dengan adanya kijing / maejan dikuburan kuno dk Kadilajo diharapkan tetap dijaga kelestariannya, barangkali suatu waktu akan menjadi titik terang terbuka misteri yang selama ini belum terpecahkan.
Yakni sejarah berdirinya pemerintah Desa Kadilajo, makna dk Kadilodjo serta siapa dan dimana tokoh beragama Islam yang disemayamkan di situ.
Barangkali tokoh tersebut merupakan cikal bakal berdirinya dk Kadilajo.
Banyak nisan kuno disini |
Sebagaimana pesan Minardi terhadap keberadaan makam kuno di dk Kadilajo " Monggo di uri-uri , dan pelihara dengan baik peninggalan para leluhur dahulu ".
Karena pengetahuan itu akan dibukakan bagi yang membutuhkan .Innamas shadaqatu lilfuqarai masakin ( sungguh kebenaran - kebenaran itu akan diberikan kepada orang-orang yang butuh dan miskin tentangnya ).
Insya Alloh
Dirangkum dari berbagai sumber
By @ kiss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar