Selasa, 24 Desember 2019

SIMBOK YA IBUKU

Dari kiri mbah Sasap, Simbok dan Kirmadji Harto Sukirno 


Kadilajo  ~  Menyebut orang yang melahirkanku sedari kecil biasa dengan panggilan simbok.

Simbok merupakan sulung alias mbarep dari sembilan bersaudara  tiga laki-laki dan enam perempuan.

Sembilan bersaudara itu yakni Yatirah Harto Sukirno, Lamiyem /Sari Proyomartono, Yatiyem Proyomartono, Mulakir Padmosukirno, Djuwali Dwijowardoyo, Dalimo, Sunanti Tamto Supatmo, Sukani dan Partini.


Wajah Ibuku



Yatirah binti Sukiyat Somahardjo adalah nama kecil pemberian orang tuanya yang tinggal di dk Randuawar, desa Kemalang, kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah Indonesia.

Menurut data pada akta nikah nomor 40 /16 Jumat Legi tanggal 13 Februari 1948 simbok nikah dengan Kirmadji Harto Sukirno bin Wiryo Sudarmo (30 tahun)  pada umur 26 tahun.

Konon simbok lahir dengan weton Kamis Wage  tanggal dan bulan tidak jelas pada tahun 1922.

Sebagai konsekuensi anak perempuan mbarep dengan banyak saudara simbok diminta membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah termasuk momong adik adiknya.

Saking banyaknya pekerjaan simbok dipandang tidak perlu sekolah pada saat itu tapi lebih baik membantu mbah Putri berdagang pakaian kepasar Kembang dan Surowono.


Ayah & ibuku



Dari pernikahan simbok dengan Kirmadji Harto Sukirno bin Wiryo Sudarmo Kadilajo kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten memiliki lima anak dan satu anak laki-laki dari pernikahan terdahulunya.

Kirmadji Harto Sukirno adalah cucu Lurah pertama di desa Kadilajo kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten Marto Wijoyo  lahir dari pernikahan Sasap binti Marto Wijoyo dengan Wiryo Sudarmo dari Ngemplakseneng.


Keluarga besarku ,1967



Pernikahan simbok dengan cucu Lurah pertama desa Kadilajo melahirkan Sukitri, Sukapto, Sukapti, Kiswanto dan Siti Wiratni sedangkan anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya adalah Sri Mulyono.

Simbok merupakan sosok pekerja keras,jujur, disiplin, setia, prihatin, taat beribadah  serta sederhana dalam kehidupannya.

Guna mendukung pendapatan keluarga karena bapak memilih bertani dari pada jadi PNS simbok berdagang pakaian meneruskan pekerjaan mbah Somahardjo putri.

Setelah anak anak mentas dan suaminya meninggal pada Ahad Pahing 17 November 2002 pada usia 85 tahun, akhirnya simbok menyusulnya wafat menghadap keharibaan Alloh SWT pada Rabu 24 Desember 2008 pada usia 86 tahun karena sakit sepuh.

Innalillahi wainna ilaihi rojiun

Semoga almarhumah simbok ya ibuku yang telah mengandung, melahirkan, membesarkan, mendidik  dan mengajarkan kebajikan padaku diampuni segala dosa dan kesalahannya, serta husnul khatimah kelak masuk ke dalam surgaNya Alloh SWT dalam kebahagiaan yang kekal abadi.

Kami bangga punya simbok sepertimu
Kami mencintaimu....

Aamiin YRA...
Alfatehah....

Catatan haul ke 11 atas wafatnya almarhumah simbokku Yatirah Harto Sukirno binti Sukiyat Somahardjo

Kadilajo, 24 Desember 2019

By @kiss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar