Nisan Lurah Marto Wijoyo dan keluarganya |
*Sejarah Lurah dan Desa Kadilajo*
1. Marto Wijoyo - 1950
2. Sastro Suwignyo 1950 - 1965
3. Soegito 1965 - 1990
4. Paiman 1990 - 1998
5. Suwardi 1998 - 2006
6. Suradi 2007 - 2019 (2 periode)
7. Bambang Sawardi 2019 - 2025
Kadilajo sebagaimana penuturan nenek moyang secara turun temurun berasal dari kata " Lajo " menurut KBBI artinya bekerja pulang hari atau Nglajo
Sejak zaman dahulu warga Kadilajo dikenal memiliki etos kerja yang baik, ulet dan suka bepergian jauh ke ( luar ) kota untuk menuntut ilmu ataupun mencari nafkah tidak sedikit yang dilakukan dengan Nglajo.
Belum diketahui secara pasti sejak kapan Kadilajo ditetapkan sebagai sebuah tempat pemerintahan desa , namun diyakini jauh sebelum Jepang menjajah Indonesia hingga merdeka 17-8-1945.
Lurah Pertama
Marto Wijoyo menurut penuturan sesepuh desa dan turun temurun hingga buyutnya merupakan lurah Kadilajo pertama yang menjabat sejak Indonesia dalam masa penjajahan Belanda hingga pasca kemerdekaan RI.
Kantor lurah desa pada saat itu berada dirumah pribadi bekasnya berupa pekarangan di RT 03 RW 01.
Salah satu bukti sejarah Lurah Kyai Marto Wijoyo yang wafat tahun 1950 dapat dilihat pada nisan batu yang bertuliskan tahun 1953 , nisan tersebut berada di pemakaman umum dk Kadilajo.
Nisan batu berkelas dan halus tersebut menurut informasi dari Kirmaji Hartosukirno ( Alm ) saat masih hidup diceritakan kepada anak lelakinya ( Kiswanto ) merupakan pesanan khusus pada tukang pembuat kijing ( nisan ) profesional pada zamannya di dk Kalijeruk kabupaten Sleman Yogyakarta.
Saat itu Kirmaji Hartosukirno sendirilah yang ditugaskan untuk memesan 2 ( dua ) nisan sekaligus persis sama dimensinya sedangkan yang satu dipasang pada makam Kyai Wiryosudarmo yang merupakan menantu Lurah Marto Wijoyo ( suami Sasap perempuan putri kedua ).
Kyai Wiryosudarmo suami Nyai Sasap binti Marto Wijoyo adalah ayah kandung dari Kirmaji Hartosukirno.
Lazimnya orang Jawa yang meninggal akan di berikan tetenger berupa nisan pada saat peringatan 1000 harinya ( nyewu ) , atau sekitar 3 tahun pasca kematiannya.
Nisan Kyai Marto Wijoyo berapa di eks Cungkup Lor Kulon pada posisi paling barat disusul nisan Kyai Martodimedjo, Nyai Ardjopawiro ( isteri Martodimedjo/ Mbah Bayan ) , Nyai Yatirah Hartosukirno, Kyai Kirmaji Hartosukirno dan satu nisan Nyai saudara Mbah Bayan Ndlajo.
Sedangkan nisan Kyai Wiryosudarmo berada sendirian di pojok Lor wetan TPU Dk Kadilajo.
Sementara makam dua isteri Lurah Marto Wijoyo dan anak perempuan keduanya Sasap Poncosuharto berada di Eks Cungkup selatannya.
Lurah Kedua
Sastro Suwignyo merupakan carik saat Marto Wijoyo menjabat lurah desa Kadilajo.
Setelah Lurah pertama wafat 1950 an , Carik desa naik jabatan menjadi Lurah kedua hingga tahun 1965 seiring meletusnya G 30 S/ PKI.
Sastro Suwignyo wafat dan tidak dimakamkan di desa Kadilajo
Kantor lurah saat itu berada di rumah pribadinya sekarang RT 02 RW 01.
Lurah ke Tiga
R Soegito merupakan Lurah pengganti Sastro Suwignyo atas penugasan Bupati Soetijoso sebagai care taker atau pejabat sementara dari tahun 1965 hingga 1971.
R Soegito merupakan seorang anggota polisi dan berasal dari luar desa Kadilajo.
Pada tahun 1971 kemudian di adakan pemilihan lurah desa dan Soegito ikut serta menjagokan diri bersaing dengan putera daerah dan menang sehingga menjabat sampai tahun 1990.
Era pemerintahan Soegito saat menjadi Pjs pembangunan fisik terlihat cukup pesat dan menonjol , diantaranya pembangunan Balai Desa , Lapangan Olah Raga , Gedung SD di dk Karangeri, sejumlah sumber air , Bendungan Irigasi dan pelebaran jalan desa serta lingkungan.
Sumberdana pembangunan tersebut sebagian besar dengan menggali swadaya masyarakat setempat.
Almarhum Soegito wafat dan dimakamkan di luar wilayah desa Kadilajo .
Kades ke Empat
Merupakan kepala desa pilihan langsung oleh warga masyarakat yakni Paiman dari padukuhan Grenjeng.
Paiman sebelum menjabat berkarir sebagai prajurit TNI AD, sebagai kades hingga tahun 1998.
Kades ke Lima
Suwardi dari dk Sepuluh merupakan pilihan langsung warga masyarakat menjabat tahun 1998 - 2006 , sebelum menjabat merupakan pengusaha swasta.
Kades ke Enam
Suradi , ST menjabat dua periode dari tahun 2006 - 2019 merupakan hasil pilkades.
Sebelum menjabat kades Suradi merupakan perangkat desa Kadilajo tinggal di dk Tegalrejo.
Kades ke Tujuh
Bambang Sarwadi merupakan hasil pilkades , sebelum menjabat sebagai pekerja swasta berasal dari dk Potro.
Menjabat dari tahun 2019 - 2025
Narasumber Buyut Marto Wijoyo
Kiswanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar