![]() |
Masjid Lailatulqodar Kadilajo |
Kadilajo ~ Masjid Lailatul Qodar yang berada di Jl A Marta Wijaya dk Kadilajo RT 03 RW 01 ,desa Kadilajo ,kecamatan Karangnongko ,Kabupaten Klaten telah berumur 56 tahun tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2025
Sejarah berdirinya;
Pada tahun 1963 an keluarga mbah Bayan putri Kawit Ardjopawiro binti Marto Wijoyo ( Lurah pertama desa Kadilajo) diberi langgar panggung kecil berbahan kayu dan berdinding gedhek dari keluarga mbah Partorejo RT 02 dk Kadilajo.
Konon langgar tersebut berasal dari padukuhan Cawisan, desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karena kondisi langgar tua yang rusak dan tidak layak untuk menjadi sarana beribadah secara nyaman, aman dan hikmat maka mbah Kawit Ardjopawiro isteri Martodimedjo Bayan Keputran menggagas membangun rumah ibadah secara permanen ditanah pekarangan miliknya depan rumah tinggalnya.
Pelaksanaan pembangunan bangunan fisik mushalla dipercayakan kepada Kirmadji Harto Sukirno ( cucu mbah Lurah Marto Wijoyo ) keponakan mbah Kawit Ardjopawiro , termasuk mencari izin dan gambar mushalla dari PTP Tembakau Kebonarum Klaten,serta tukang kayu Mulyono Mayungan yang juga membuat mushalla pabrik Tembakau tersebut.
Pembiayaan pembangunan mushalla pribadi tahun 1969 seluruhnya ditanggung keluarga mbah Bayan Kawit Ardjopawiro binti Marto Wijoyo lurah desa Kadilajo pertama , yang tertarik dan ingin mereplikasi mushalla di Pabrik Tembakau Kebonarum yang sering dilihatnya ketika kekota Klaten.
Akhirnya pada Juni 1969 dimulailah pembangunan sebuah mushalla berukuran 5 x 7 meter berdinding tembok permanen dengan balungan kayu jati kelas satu semuanya.
Pada tahun 1963 an keluarga mbah Bayan putri Kawit Ardjopawiro binti Marto Wijoyo ( Lurah pertama desa Kadilajo) diberi langgar panggung kecil berbahan kayu dan berdinding gedhek dari keluarga mbah Partorejo RT 02 dk Kadilajo.
Konon langgar tersebut berasal dari padukuhan Cawisan, desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Karena kondisi langgar tua yang rusak dan tidak layak untuk menjadi sarana beribadah secara nyaman, aman dan hikmat maka mbah Kawit Ardjopawiro isteri Martodimedjo Bayan Keputran menggagas membangun rumah ibadah secara permanen ditanah pekarangan miliknya depan rumah tinggalnya.
Pelaksanaan pembangunan bangunan fisik mushalla dipercayakan kepada Kirmadji Harto Sukirno ( cucu mbah Lurah Marto Wijoyo ) keponakan mbah Kawit Ardjopawiro , termasuk mencari izin dan gambar mushalla dari PTP Tembakau Kebonarum Klaten,serta tukang kayu Mulyono Mayungan yang juga membuat mushalla pabrik Tembakau tersebut.
Pembiayaan pembangunan mushalla pribadi tahun 1969 seluruhnya ditanggung keluarga mbah Bayan Kawit Ardjopawiro binti Marto Wijoyo lurah desa Kadilajo pertama , yang tertarik dan ingin mereplikasi mushalla di Pabrik Tembakau Kebonarum yang sering dilihatnya ketika kekota Klaten.
Akhirnya pada Juni 1969 dimulailah pembangunan sebuah mushalla berukuran 5 x 7 meter berdinding tembok permanen dengan balungan kayu jati kelas satu semuanya.
Mushalla yang desainnya copy paste masjid Al Muttaqin pabrik tembakau PTP Kebonarum Klaten tersebut menelan biaya sekitar Rp 125.000,00 diresmikan pada tanggal 17 Agustus1969 oleh Bupati Klaten Soetijoso.
Prasasti Masjid Lailatul Qodar
Setelah diresmikan Bupati Kepala Daerah Klaten , diinisiasi musyawarah pendiri masjid , tokoh agama dan pemuda untuk membahas sejumlah hal penting terkait mushalla yang siap dimanfaatkan sebagai sarana peribadatan pada tanggal 10 Oktober 1969 betempat di mushalla baru.
Pertama membentuk kepengurusan atau takmir ditunjuk sebagai ketua Sumardjo Umar Suhudi , bendahara Harto Sukirno , Imam Yoto Sudarmo , muadzin Abdul Salam dan dakwah oleh para pemuda aktif diantaranya Djemidi Haryanto , Tukiran , Sukapto, Supardi , Sukino dengan kaderisasi remaja Ngadiso , Mulyono dan Kiswanto.
Hal penting yang diputuskan dalam musyawarah itu adalah memberikan nama atau tetenger Mushalla cantik dan kokoh itu.
Mushalla tersebut sepakat diberikan tetenger Lailatul Qodar atas restu dan ridho mbah KH Asy'ari dari Gumutri, Sukoharjo, Nganglik , Sleman , Yogyakarta yang berperan sebagai guru spiritual keluarga mbah Bayan nDlajo.
Sosok Nyai Kawit Arjopawiro
Nyai Kawit adalah putri sulung dua bersaudara adiknya bernama Nyai Sasap dari Marto Wijoyo lurah desa Kadilajo pertama yang menjabat sejak pra Indonesia merdeka hingga tahun 1950 an.
Nyai Kawit lahir pada tahun 1890 , menikah dengan Kyai Martodimejo yang menjabat sebagai Kebayan desa Keputran, kecamatan Kemalang , Klaten dari tahun 1922 sd 1973.
Pernikahan Nyai Kawit dengan Kyai Martodimejo tidak memiliki keturunan dan Nyai Kawit wafat pada tanggal 7 Januari 1977 pada usia 87 tahun.
Nyai Kawit adalah perempuan yang dikenal taat dalam beragama , dan merupakan perintis berkembangnya umat Islam di Kadilajo dan sekitarnya era tahun 1960 an.
Pada era itu hanya terhitung beberapa keluarga yang telah menjalankan syareat Islam sesuai kemampuannya.
Setidaknya mulai tahun 1968 hingga wafat almarhumah senantiasa menyembelih hewan qurban berupa seekor sapi.
Perkembangan Mushalla Lailatul Qodar
Mengingat perkembangan umat Islam pasca pasca dibangunnya Mushalla Lailatul Qodar ( MLQ ) cukup signifikan ,sehingga sarana ibadah yg semula hanya untuk keluarga tersebut tidak mampu menampung kian banyaknya jamaah yang menjalankan ibadah sholat dirumah Alloh SWT tersebut akhirnya tahun 1993 dilakukan renovasi dan pengembangan bangunan.
![]() |
MLQ pandangan samping (Utara) |
Masjid Lailatul Qodar beserta tanahnya telah diwakafkan untuk selanjutnya dikelola oleh Takmir MLQ desa Kadilajo.
Masjid Lailatul Qodar sejak tahun 1970 an digunakan untuk ibadah sholat Jumat yang sebelumnya jamaah harus jumatan di Masjid Al Huda Kalikajar , desa Keputran, kecamatan Kemalang.
Pembangunan dan pemeliharaan Masjid Lailatul Qodar Kadilajo pasca diresmikan dan musyawarah dilakukan oleh Takmir dengan dana swadaya umat.
Pada tahun 2004 Takmir MLQ Kadilajo juga dapat amanah untuk membangun Masjid Al Munawwir Ndlajo di Jl Kresno , RT 02 RW 01, desa Kadilajo diatas tanah wakaf bpk Suharno Kalikajar yang dipersiapkan untuk Ponpes Al Munawwir kedepan secara swadaya.
Selamat ulang tahun Masjid Lailatul Qodar Kadilajo ke 56 , 17 - 8 - 2025
Lestari, Makmur dan Barakallah
By @kiss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar